Terapi bekam sudah ada dari zaman dahulu kala sekitar 4000 tahun sebelum Masehi. Bekam digunakan oleh para tabib pada zaman dahulu untuk mengobati raja-raja yang sakit. Pada zaman Nabi bekam juga digunakan untuk pengobatan yang terbukti bisa menyembuhkan. Namun, kita juga harus menilai dari segala sisi termasuk memahami bekam menurut ilmu kedokteran. Kita harus membuktikan manfaat bekam melalui sisi ilmu medis alias kedokteran.
Bagi Anda yang belum tahu, bekam itu ada 2 jenis, yaitu bekam basah dan ada pula bekam kering. Perbedaan di antara keduanya adalah adanya darah yang keluar dan tidak adanya darah yang keluar. Bekam basah akan berlangsung dengan mengeluarkan darah, sedangkan bekam kering tidak mengeluarkan darah dan hanya menarik kulit dengan mangkuk. Sudah ada berbagai macam penjelasan medis mengenai bekam dan mahasiswa kesehatan juga ada yang meneliti tentang bekam.
Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh seorang dokter dari Arab, darah yang dikeluarkan melalui bekam sangatlah berbeda dari darah yang dikeluarkan dari pembuluh darah biasa. Darah yang keluar dari proses bekam hanya mengandung 1/10 sel darah putih dari darah normal. Hal ini membuktikan bekam menurut ilmu kedokteran memberikan efek yang positif bagi tubuh melalui pengeluaran darah tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bekam tidak hanya berupa bekam basah (ditandai dengan keluarnya darah), namun adapula bekam kering yang ditandai dengan tidak adanya darah yang keluar. Bekam kering dapat merangsang respon peradangan yang kemudian akan memicu timbulnya antibodi dan leukosit. Hal inilah yang dapat membantu tubuh dalam membunuh penyakit.